Elvira Sari Dewi Bersama Parahita Kompres Dingin Odapus - Menderita suatu penyakit yang belum ada obatnya tentu bukan hal yang mudah. Begitu juga yang terjadi pada Elvira Sari Dewi, setelah lulus SMA gadis yang saat itu melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang tersebut divonis sebagai Odapus atau orang dengan penyakit lupus.
Lupus sendiri merupakan jenis penyakit autoimun. Jika pada orang sehat secara alami mempunyai kemampuan untuk melawan penyakit dengan imunitasnya, pada penderita lupus, sistem imun tersebut justru menyerang bagian yang sehat. Efek dari penyakit ini cukup banyak, bahkan bisa menyebabkan kerusakan pada berbagai organ penting.
Drop selama satu Tahun
Penderita lupus sering mengalami drop yang berdampak tidak bisa melakukan apapun, hal ini juga terjadi pada Elvira Sari Dewi. Elvira sempat mengalami drop hingga satu tahun dan pernah dirawat di sebuah rumah sakit di Surabaya. Saat itu, menurut prediksi, harapan bagi Elvira untuk bisa bertahan hidup sangat kecil. Namun takdir berkata lain, Elvira mampu survive hingga sekarang.
Seperti penderita lupus lainnya, Elvira juga sangat rawan jatuh sakit dan mengalami depresi serta stres.
Penyebabnya, selain memikirkan penyakit yang diderita dimana sampai saat ini belum ada obatnya, juga karena lupus bisa menyerang otak. Hal ini yang membuat emosi penderita bisa turun naik. Penderita juga bisa mengalami gangguan psikologi, delusi hingga kebingungan akut.
Solusi untuk Emosi Penderita Lupus
Gangguan emosi yang meledak, rasa marah yang tiba-tiba datang, semangat untuk bertahan hidup yang menurun secara drastis merupakan hal yang biasa terjadi pada penderita lupus. Begitu juga yang dialami oleh Elvira. Sedangkan masalah emosi tersebut bisa memperparah penyakit yang diderita.
Sebagai penderita, Elvira pun berpikir bagaimana bisa mengatasi masalah tersebut sehingga penderita lupus tidak semakin tertekan dengan penyakit dan pikirannya sendiri. Elvira yang saat itu sedang menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Kedokteran pun mendapatkan inspirasi cara untuk meredakan emosi.
Terinspirasi dari kesejukan objek wisata Coban Rondo yang didatanginya di tahun 2012, Elvira menemukan ide. Hawa dingin objek wisata tersebut mampu menenangkan pikiran dan menghilangkan stres. Ini yang mendasari Elvira untuk mencoba mengatasi penderitaan penyandang lupus dengan kompres yang terasa dingin dan sejuk.
Elvira kemudian mencoba memanfaatkan gel singkong yang berwarna ungu karena terkenal dapat menyerap panas sebagai bahan kompres. Teknologi yang ditemukan ini disebut dengan nama samcho yang berarti jiwa.
Kompres buatan Elvira kemudian diujicobakan pada odapus dan terbukti mampu menurunkan tingkat stress sehingga secara mental mendukung kesehatannya. Cara penggunaan kompres tersebut juga sangat mudah, cukup menempelkan pada dahi atau bagian kulit lain sebelum tidur selama 20 menit. Teknik ini bisa digunakan oleh semua penderita odapus kecuali yang alergi dingin.
Apresiasi dari Berbagai Pihak
Sebagai survivor yang terus berjuang untuk bertahan melawan penyakitnya sekaligus inovasinya bagi sesama pengidap lupus, banyak orang yang memberikan simpati kepada Elvira. Salah satu pihak yang memberikan sambutan luar biasa adalah Yayasan Kupu Parahita.
Parahita merupakan yayasan yang beranggotakan penderita lupus untuk saling support dan memberi semangat agar bertahan hidup dan melawan penyakit yang belum ada obatnya tersebut. Yayasan ini didirikan di Malang pada tanggal 26 Juli 2008 di kota Malang, Jawa Timur.
Parahita menjadi sebuah yayasan yang sangat berpengaruh pada Elvira. Di yayasan ini Elvira kembali mendapat semangat untuk berjuang dan bertahan hidup. Di samping itu, Elvira juga bisa berbagai dengan sesama penderita lupus, saling menyemangati dan menjalin persaudaraan.
Elvira juga berkesempatan untuk bertemu dengan pakar lupus lupus seperti Profesor Handono dan Profesor Kusworini. Bersama kedua pakar tersebut, Elvira kemudian mendirikan Pusat Kajian Lupus di tahun 2015.
Bukan hanya dalam dukungan untuk survive, Elvira juga mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 Fasttrack dari Kemendikbud untuk melanjutkan pendidikan Program Magister Ilmu Biomedik (PMB) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Menjadi Pemimpin Yayasan Kupu Parahita
Perjuangan untuk bertahan dan terus menjalankan kehidupan sebagai odapus serta kepeduliannya terhadap penderita penyakit yang sama mengantarkan Elvira untuk menjabat sebagai ketua Yayasan Kupu Parahita di tahun 2017 lalu. Yayasan ini hingga sekarang terus berkembang dan beranggotakan odapus dari Malang, Blitar, Tulungagung sampai Jember.
Elvira sendiri berharap Yayasan Kupu Parahita, dengan harapan bisa menjadi center untuk pengobatan, penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat berkaitan dengan lupus dan terus menebar manfaat.
Dedikasinya untuk penyandang lupus telah mengantaran Elvira mendapatkan apresiasi dari Astra di Satu Indonesia Astra atau SIA. Apa yang dilakukan oleh Elvira telah membawa asa baru bagi odapus untuk bisa hidup dengan lebih baik.
Jika Elvira Sari Dewi bisa suvive, bahkan berkontribusi kepada para odapus, kamu pun bisa berkontribusi bagi bangsa Indonesia dalam bidang lain. Saatnya kamu tunjukkan kepedulian dan dedikasi untuk membawa perubahan bagi bangsa Indonesia.
Sumber pendukung artikel:
https://www.kompasiana.com/jepretpotret/5a4525af5e137347af4ad542/menggelorakan-semangat-tak-pupus-oleh-lupus?page=2&page_images=5
https://bacamalang.com/kolaborasi-15-tahun-ub-dan-yayasan-kupu-parahita-indonesia-dampingi-komunitas-peduli-lupus/

Komentar
Posting Komentar